LIVE at MONAS

10 DESEMBER 2012

IKSANSKUTER berpartisipasi dalam rangka memperingati hari anti korupsi dan membawakan 3 buah lagu dari album matahari Partai Anjing, Nyalakan Tanda Bahaya, dan Tak Seperti Mimpi

ALBUM SHANKARA

Grab it fast 35k

Available on CD

Pemesanan :

- INSTAGRAM @brmusik

- WA : 085646465229

- SALAM MUSIK

FEAT NISSAN FORTZ

LAGU KITA

Di track 15 "lagu kita" album MATAHARI IKSANSKUTER featuring dengan NISSAN FORTZ musisi blues asal kota Bandung.

KOMPILAS MUSIK ANTI KORUPSI

PRODUCER ICW (INDONESIA CORUPTION WATCH)

Korupsi seakan telah menjadi nafas di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Melalui kampanye Berani Jujur, Hebat!, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Indonesia Corruption Watch (ICW) mengajak para musisi indie untuk menyumbangkan karya mereka dalam sebuah album berjudul Frekuensi Perangkap Tikus: Kompilasi Musik Anti Korupsi

PARTAI ANJING

LIVE at Bundaran HI

Konser #saveKPK di bundaran HI


SATU PERSATU HILANG, DIGANTI BETON DAN SEMEN

Lama tak berkunjung ke tempat yang dahulu pernah menjadi tempat bertukar keceriaan. Tak mewah, dan jauh dari kata megah. Namun disanalah semua cerita dan ceria bertemu. Tiap orang mempunyai “monumen-monumen” sebagai simbol perjalanan hidup.
Teman saya berkata,”dulu ada pohon jambu yang tiap hari sehabis pulang sekolah menjadi tempat kami berkumpul,bermain gitar,minum air kelapa….”
Kawan saya yang lainnya bercerita, ”hahaha, setiap sore kami bermain bola disana, di lapangan, menyambut senja menendang bola sekencang-kencangnya….”
 Yang lainnya bercerita lagi, “disana dulu ada studio musik, distro-distro dan tempat nongkrong anak-anak skater tiap sore. Rame banget, dan disana saya ketemu istri saya….hahahaha”
Hal yang sangat sederhana dan membuat tiap orang dengan “monumen” masing-masing menjadi tak mudah melupakan proses perjalanan hidup bahkan karir seseorang. Saya, lama tak berkunjung ke kota Malang yang dulu tempat saya kuliah. Banyak sekali “monumen-monumen” tempat simbol saya berproses kala itu. Ada warung kopi dekat jembatan soekarno-hatta, ada lapangan parkir motor dikampus yang dulu menjadi ajang menghabiskan keringat bermain bola. Ada tempat makan murah meriah sekaligus tempat diskusi musik setelah latihan di kampus. Ada sawah yang dulu di tanami bunga matahari yang setiap aku lewat pulang kuliah,aroma bunga yang khas itu tercium pekat wangi.
Atas nama pembangunan, perubahan adalah sesuatu yang mau tak mau adalah hal yang pasti. Tak bisa kita mengelak, atau bahkan kita tolak. Namun perubahan itu menjadi “malapetaka” buat “monumen-monumen” hidup dan perjalanan kita itu. Sedih yang benar-benar yang tak terucapkan.
Pemilik modal seakan-akan menjadi “raja” atas semuanya. Ruang publik semakin langka. Perubahan menuju kemapanan hanya menjadi milik segelintir orang yang bermodal besar dan yang dekat dengan para pemimpin kita.
Cerita sahabat-sahabat ku tadi, bahkan diriku sendiri tentang “monumen” perjalanan hidup masing-masing menjadi benar-benar cerita masa lalu yang tak akan pernah lagi terulangi.
Pohon jambu itu kini menjadi ruko. Lapangan bola itu sekarang berubah menjadi jalan tol. Studio musik itu berubah menjadi hotel dan komplek perkantoran.
Dan “monumen” perjalanan hidupku, warung kopi itu menjadi ruko, sawah bunga matahari disulap menjadi bangunan megah kampus milik pemerintah yang terkenal mahal. Parkiran motor tempat kami dulu bermain bola, telah musnah, berdiri bangunan super megah berisi mahasiswa borjuis “papan atas”. Warung makan murah yang dulu menjadi langganan kami mengisi perut kosong, menjelma menjadi “miniature kota” di dalam kampus yang semakin jauh dari kata sederhana.
Ruang public bagi rakyat kecil semakin langka. Tanah dan akses-akses public semakin lama semakin dikusai segelintir orang yang mempunyai modal besar. Membuat mereka semakin kaya, dan lebih kaya. “monument-monumen” itu sekarang berubah menjadi bangunan cor beton dan gundukan semen yang ditata selayaknya gedung mewah yang jauh dari kesederhanaan dan kata “murah”.
Kemanakah lagi mencari ruang public yang identik dengan kesederhanaan? Pembangunan sekarang ini memaksa generasi selanjutnya menjadi generasi elitis dan borjuis. Yang menghamba uang dan kemewahan. Yang mengidolakan bangunan bertingkat berisi etalase pakaian dan produk-produk mahal lainnya.
Ruang public semakin langka, kota-kota hanya berisi bangunan ruko, toko, mall, apartemen, perumahan mahal yang membuat “monument” dan tempat bersejarah bagi banyak orang hilang dan tak akan kembali.
Cerita sahabat saya tentang pohon jambu, sawah, warung kopi pinggir kali dan mungkin tempat-tempat lain yang monumental benar-benar lenyap.
Aku rindu dahulu dimana kami bercengkrama di tempat-tempat itu….

Dengarkan lagu saya: Lagu Kita
Download Lagu Kita

    Twitter IKSANSKUTER

    Official IKSANSKUTER

    Blog Archive